
Startup resistor adalah komponen penting dalam power supply switching (SMPS) yang berfungsi untuk mengalirkan arus awal dari tegangan tinggi DC (biasanya ~300V) ke IC controller (PWM controller) saat pertama kali PSU dinyalakan.
Fungsi Utama Startup Resistor:
- Mengisi elko kecil di pin Vcc IC PWM → memberikan tegangan sementara agar IC bisa mulai bekerja.
- Setelah IC menyala dan mulai switching, Vcc akan disuplai dari trafo via jalur bias.
- Setelah itu, startup resistor tidak lagi dominan (arusnya sangat kecil atau diabaikan).
Kenapa Tidak Langsung Hubungkan ke 300VDC?
Karena langsung menghubungkan 300V ke IC akan merusak IC.
Jadi startup resistor membatasi arus agar hanya cukup untuk charging Vcc dengan perlahan dan aman.
⚙️ Karakteristik Startup Resistor:
| Parameter | Nilai Umum | 
| Nilai resistansi | 100kΩ – 470kΩ | 
| Daya | 0.5W – 2W | 
| Jumlah | 1 atau lebih (bisa seri) | 
| Letak dalam rangkaian | Dari B+ (300VDC) ke Vcc IC PWM | 
Contoh Cara Kerjanya:
300VDC (setelah dioda + elco besar)
|
[ Startup Resistor ]
|
Vcc (IC PWM)
Ketika PSU pertama kali dinyalakan:
✅ Resistor ini mengalirkan arus →
✅ Mengisi elco kecil (biasanya 10µF–47µF) →
✅ Tegangan naik sampai Vcc threshold (biasanya 15–18V) →
✅ IC aktif dan mulai switching.
Begitu IC menyala, trafo akan menyuplai Vcc langsung, dan resistor ini hanya standby.
Masalah Umum:
- Jika startup resistor putus → IC tidak menyala → PSU mati total.
- Jika nilainya terlalu tinggi → pengisian Vcc lambat → startup gagal.
- Kadang diparalel dengan zener atau NTC untuk proteksi tambahan.
Cara Mengecek:
- Cabut salah satu kaki, ukur pakai multimeter.
- Nilai biasanya terlihat: 220kΩ, 330kΩ, 470kΩ, dsb.
- Jika putus (tak terukur / tak terbaca) → ganti.













